siarnitas.id – Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie menanggapi adanya kericuhan dari warga yang terdampak dari rencana penutupan akses utama Jalan Raya Serpong-Parung, Setu, Kota Tangsel lebih tepatnya Jalan akses Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dirinya mengatakan, adanya permasalahan penutupan jalan akses Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bisa diselesaikan secara musyawarah.
“Sebaiknya itu ditempuh musyawarah aja antara BRIN dengan masyarakat,” kata Benyamin usai acara Halal Bihalal di Plaza Puspem Tangsel, ditulis pada Kamis (17/4/2024).
Menurutnya, masyarakat bisa menyampaikan keuntungan dan kerugian adanya penutupan akses jalan tersebut. Maka dari itu, dari BRIN tersebut juga bisa mendengar kebutuhan masyarakat.
“Sosialisasi kan lah untung plus minusnya, BRIN juga bisa mendengar apa kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga : Penanganan Sampah di Tangsel Jadi Fokus Utama Ben-Pilar
Sebelumnya, Jumat 05 April 2024 ratusan masyarakat telah berunjuk rasa menolak adanya rencana penutupan akses utama Jalan Raya Serpong-Parung.
Ratusan masyarakat tersebut, berdemo dengan berjalan kaki dari arah pertigaan Jalan Raya Puspiptek-Muncul menuju depan gerbang masuk BRIN.
Masyarakat berdemo lantaran menolak adanya rencana penutupan akses Jalan tersebut dengan membentangkan spanduk dan poster berisi penolakan keras.
Perwakilan masyarakat yang berdemo, Alex Aziz mengatakan, adanya penutupan jalan tersebut bisa berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat tersebut.
Baca Juga : Kolaborasi BRIN Dengan Riken Jepang, Handoko: Sustainable Development Goals (SDGs)
“Karena ini akses warga yang merupakan sentra ekonomi juga buat masyarakat,” kata Alex Aziz di lokasi.
Baca berita dan informasi menarik lainnya dari siarnitas.id di Google News