Beranda Uncategorized Upah Nelayan Dibalik Jaring Ered di Pantai Timur Pangandaran

Upah Nelayan Dibalik Jaring Ered di Pantai Timur Pangandaran

440
0

siarnitas.id – Tarik perlahan-lahan hingga jaring menepi pantai dengan penuh harapan isi jaring berlimpah ikan. Ya, itulah harapan sekelompok nelayan jaring ered di Pantai Timur Pangandaran yang tekun mengais rezeki.

Tak peduli siang, sinar matahari yang menyengat badan, rasanya tak dipedulikan oleh mereka. Meski sudah tampak wajah kusam, mereka masih menaruh harapan adanya rezeki dibalik jaring yang diberikan oleh Tuhan Semesta Alam.

Aktifitas yang menjadi daya tarik wisatawan Pangandaran itu ternyata memiliki cerita perjuangan hidup bagi mereka yang menjadi nelayan jaring ered.

Salah seorang diantaranya adalah Farsih, perempuan 47 tahun warga Dusun Bojong Karekes Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran itu sudah beberapa tahun menekuni sebagai buruh nelayan jaring ered.

Walaupun perempuan, Farsih sangat cekatan dan kuat untuk ikut menarik jaring. Sebagaimana diketahui beban jaring ered cukup berat bisa mencapai puluhan kilogram, itulah sebabnya butuh belasan orang untuk menarik jaring dari tengah laut ke tepian.

“Jaring ered itu dipasang di tengah laut menggunakan perahu jaraknya 800 meter. Kemudian oleh kami ditarik,” kata Farsih.

Farsih mengungkapkan upah yang diterima oleh para pekerja jaring ered itu tidak menentu tergantung hasil tangkapan, jika hasil tangkapan ikan banyak, upah yang diterima Farsih dan sesama buruh nelayan bisa mencapai Rp50 ribu-Rp100 ribu, sedangkan jika tangkapan ikan minim Farsih harus puas cukup mendapat makan dan kopi saja.

“Hasil tangkapan saat ini sedang paceklik,” ungkap Farsih.

Farsih mengaku sangat merindukan masa-masa panen ikan kecil seperti ikan layang, tri, udang rebon dan sebagainya.

Karena jika masa panen, selain mendapat upah besar Farsih juga bisa membawa pulang sedikit hasil tangkapan untuk sekedar lauk dirumah.

“Kerja sebagai buruh di jaring ered itu sungguh melelahkan karena beban yang ditariknya juga berat,” terangnya.

Walau pun mengaku lelah tapi Farsih ketika melihat anak-anaknya, lelahnya hilang.

“Saya tidak mempunyai pekerjaan lain lagi, dari pada tidak punya pekerjaan lebih baik ikut kerja ered jaring,” katanya.(Ki Masduki)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini