Sudah dua kali perhelatan Pilkada Kota Tangerang Selatan digelar. Tahun 2010 dan Tahun 2015 menyajikan pertarungan antara kaum primordial (pribumi) kota tersebut, melawan hegemoni kekuasaan Dinasti Banten.
Dalam dua perhelatan lalu, kaum primordial telak dikalahkan. Diwakili oleh Arsid, putra asli Tangerang Selatan, dua kali kaum primordial ini kalah ditangan Airin Rachmi Diani, selaku perpanjangan tangan Dinasti Banten.
Meski pada tahun 2010 terjadi pertarungan sengit sampai titik akhir perhelatan Pilkada, bahkan sampai harus dilakukan Pilkda ulang, kaum primordial tidak bisa bicara banyak. Dengan selisih 1080 suara pada perhelatan awal, dan berujung keputusan Pilkada Ulang dari Mahkamah Konstitusi (MK), gerbong primordial ini harus bertekuk lutut dengan kekalahan telak di periode tanding ulang tahun 2010 lalu.
Naas, nasib sama bagi gerbong kaum primordial ini kembali kandas pada perhelatan Pilkada tahun 2015. Lagi-lagi, gerbong primordial yang masih digawangi oleh Arsid belum dapat menumbangkan Hegemoni Dinasti Banten. Airin kembali memimpin untuk periode kedua dengan pasangannya Benyamin Davnie.
Nampaknya, diperhelatan ketiga ini, yakni pada Pilkada tahun 2020, kembali gerbong kaum promordial menghadirkan sosok kunci anak daerah. Muhammad namanya. Pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Selatan ini seakan mantap maju menjadi sosok yang kemungkinan besar akan menumbangkan Hegemoni kekuasaan Dinasti Banten di kota termuda di kawasan Tangerang Raya tersebut.
Tak tanggung-tanggung, penyokong kekuatan Muhammad ini adalah gerbong pengusaha besar Nasional. Yakni anak dari adik kandung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, siapa lagi kalau bukan Sara Djojohadikusumo. Artinya, di kubu kaum primordial seperti ada ketakutan besar akan dihinggapi kekalahan seperti dia periode sebelumnya. Makanya, sosok primordial ini coba untuk menggandeng pengusaha kelas kakap untuk menumbangkan Hegemoni Dinasti Banten di Tangsel.
Melihat fakta, untuk perhelatan Tahun 2020 ini, sosok Airin memang sudah tidak dapat lagi ambil bagian mewakili gerbong Dinasti Banten. Namun, kentalnya Dinasti Banten ini bercokol di Tangerang Selatan akan diimplementasikan oleh figur baru, Pilar Saga Ihsan namanya. Keponakan Airin, sekaligus putra dari Bupati Serang, Tatu Chasanah, yang tak lain juga merupakan cucu dari Almarhum Hasan Sochib, yang lebih dikenal sebagai bapak dari Dinasti Rau (Banten).
Gandengan Pilar Saga Ihsan ini tidak main-main. Dia adalah Benyamin Davnie, Wakil Walikota Tangsel yang dua kali mendampingi Airin dan memuluskan kemenangan Dinasti Banten dalam dua kontestasi Pilkada sebelumnya. Dengan sosok duet Benyamin-Pilar ini menegaskan bahwa, gerbong Dinasti Banten terus berupaya menancapkan kekuasaannya lebih dalam di Kota Tangerang Selatan.
Menengok sejarah, belum pernah sekalipun kaum primordial ini menumbangkan hegemoni dinasti. Meski kali ini sokongan kaum primordial adalah pengusaha yang kaya raya, belum tentu jalan mulus dilalui Muhammad-Sara. Sebab, masih ada gerbong ketiga yakni, gerbong Kekuasaan Nasional yang diwakili putri Wakil Presiden, Siti Nur Azizah.
Wanita ini juga tidak bisa dianggap remeh, untuk maju sebagai penantang kaum primordial sekaligus kelompok dinasti, Azizah menggandeng politisi PKS Ruhama Ben yang kental soliditas kader dan kuat jaringannya di Tangerang Selatan.
Artinya, kaum primordial di Tangerang saat ini, tidak hanya akan menghadapi kekuatan dinasti, namun akan berhadapan langsung juga dengan kekuatan kekuasaan (dinasti) tingkat Nasional untuk dapat mewujudkan mimpi menjadi pemimpin di negeri sendiri.
Layak dinanti, apakah setelah 10 tahun hanya jadi penonton dengan menyerahkan pusara kepemimpinan kepada gerbong dinasti, kaum promordial lagi-lagi akan menjadi penonton untuk 5 tahun kedepan. Karena, catatan sejarah bicara belum ada satupun putra daerah di Tangsel yang dapat menguasai tangkup kepemimpinan utama di Tangsel.
Atau apakah hegemoni dinasti akan tumbang kali ini. Karena serupa dengan posisi kaum promordial, Dinasti Banten juga sedang dipertaruhkan hegemoninya dengan datangnya kekuatan dinasti Nasional. Kita lihat juga kiprah Dinasti Banten ini. Dan layak kita nantikan. Apakah kekuatannya bertahan, atau akan tumbang tahun ini.?
Sedang untuk gerbong baru yang hadir. Perlu juga dilihat sepak-terjangnya. Bukan tanpa persiapan, dan jangan dianggap enteng. Ketiga gerbong ini layak untuk bertanding di kota yang 70 persennya merupakan kawasan pengembang dan perumahan elit tersebut. Siapapun yang menang bisa kita pastikan usai pencoblosan 9 Desember 2020 mendatang. Selamat Menyaksikan.!!
Salam,
Sanusi, S.S.I
(Tangerang Leadership Management)