Oleh: Beta Pujangga Mukti
Isu kepemudaan dengan segala permasalahan yang melingkupinya sebenarnya sudah menjadi isu kritis yang dicermati oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Isu kepemudaan dinilai sama pentingnya dengan masalah lingkungan, kependudukan, kelaparan, kemiskinan, dan hak asasi manusia. Millenium Development Goals (MDGs) yang ditandatangani oleh 189 kepala Negara termasuk Indonesia pada September 2000 di gedung PBB, New York, menetapkan delapan sasaran sangat ambisius yang harus dicapai pada tahun 2015 dengan 18 target, yang dimonitor melalui 48 indikator. Dari delapan sasaran tersebut, enam di antaranya terkait langsung dengan 15 bidang pembangunan kepemudaan.
Pada September 2015, PBB dan perwakilan dari 193 negara mencetuskan tujuan pembangunan yang baru untuk meneruskan dan menyempurnakan program MDGs sebelumnya. Tujuan pembangunan ini dikenal dengan nama Sustainable Development Goals (SDGs). Sebagaimana dijelaskan oleh PBB, SDGs merupakan program pembangunan global yang dibentuk dengan mengedepankan prinsip no one left behind (tidak ada yang tertinggal di belakang). Prinsip ini membuka jalan bagi pertumbuhan setiap negara, sehingga, baik negara maju, negara berkembang, dan negara kurang berkembang memiliki tingkat kesejahteraan yang sama. SDGs memiliki tujuh belas tujuan yang berkaitan dengan manusia, lingkungan hidup, kesejahteraan, ketahan pangan, kesehatan, perdamaian, dan kemitraan. Pada tujuan ke tiga dan empat, membahas mengenai pemberdayaan generasi muda melalui akses kegiatan yang produktif dan sosial serta membahas mengenai hak pendidikan bagi terbentuknya generasi muda yang ideal.
Keseriusan tersebut menunjukkan bahwa aspek kepemudaan menjadi sentra perhatian banyak kalangan. Masyarakat dunia sangat menyadarinya, begitu juga dengan bangsa Indonesia. Apalagi perjalanan suatu bangsa sejatinya tidak lepas dari keberadaan dan sepak terjang para pemuda. Dinamika peradaban dunia telah membuktikan bahwa peran pemuda sebagai pelaku lahirnya sebuah peradaban baru. Begitu pula dalam perkembangan lahirnya bangsa Indonesia sejak masa perjuangan kemerdekaan. Dalam rekam jejak sejarah Indonesia, peran pemuda memiliki andil yang sangat penting di republik ini. Hal ini ditegaskan oleh Deputi Pengembangan Pemuda dan Olahraga RI, Dr. Asrorun Ni’am Sholeh yang mengatakan bahwa pemuda bukan hanya persoalan chronological age tetapi juga berhubungan dengan chronological mentality. Yang diharapkan adalah secara usia muda produktif dan secara mental juga sudah matang untuk menjadi seorang pemimpin.
Untuk mengembalikan ruh dan semangat perjuangan pemuda di era perjuangan kemerdekaan sekaligus membantuk dan membangun estafet kepemimpinan yang berkelanjutan, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI telah mengadakan satu kegiatan positif untuk mewujudkan harapan tersebut. Yaitu kegiatan Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) Angkatan I tahun 2020. Mengutip dari website resmi kemenpora, bahwa pelaksanaan kegiatan PKPMN 2020 ini di mulai dari tanggal 30 November hingga 14 Desember 2020. Diikuti 60 peserta yang terdiri dari Pimpinan Organisasi Kepemudaan (OKP), pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa, pimpinan Kelompok Minat dan Bakat terdiri dari Relawan Anti Narkoba, Lembaga Kesenian, Keilmuan dan Penalaran Ilmiah, Palang Merah Indonesia (PMI), Milenial Talk Indonesia, Kelas Belajar Bahasa Jerman “DEUTSCH ONE”, Bahasa dan Sastra, kelompok strategis lainnya, berasal dari wirausaha muda, Influencer, peneliti, dan penulis.
Para Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) 2020 ini telah menerima materi pokok seperti Penguatan Kolaboratif, Kepemimpinan, Kewirausahaan, Ketahanan nasional, isu-isu strategis, dan juga telah menerima ilmu dari para narasumber yang melibatkan, DPR/MPR RI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, KPK, BNPT, Kemenkopolhukam, Kementerian Pertahanan, Dewan Ketahanan Nasional, Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP), Akademisi dan Praktisi (kemenpora.go.id).
Melalui kegiatan PKPMN Angkatan I 2020 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga RI telah memberikan perhatian yang besar bagi pengembangan kepemudaan. Ada tiga poin penting yang diharapkan dari terselenggaranya kegiatan ini, yaitu pertama, pemuda perlu memiliki jiwa dan karakter kepemimpinan yang baik. Kedua, pemuda perlu menumbuhkan dalam dirinya jiwa kewirausahaan, sehingga para pemuda tidak tergantung untuk mencari pekerjaan tetapi justru membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Ketiga, memiliki kepeloporan dalam menumbuhkan rasa dan jiwa empati atau kesukarelawanan. Peka terhadap isu-isu sosial dan bisa menjadi bagian dari pemecah masalah atau memberikan solusi. Pemuda merupakan generasi penerus, penanggung jawab, dan pelaku pembangunan bangsa di hari ini dan masa depan. Kekuatan bangsa di masa mendatang tercermin dari kualitas sumber daya pemuda saat ini. Untuk itulah pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global.