siarnitas.id – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University melalui Unit Desa Presisi menggelar Trainer of Trainer (ToT), Senin – Rabu (18-20 Juli 2022) lalu, di Gedung Sekolah Pascasarjana – IPB University.
ToT yang berlangsung selama tiga hari tersebut ditujukan sebagai pembekalan supervisor sosial yang akan bertugas di Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Mamuju, Majene, Mamasa, Polewali Mandar, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu.
Selain Provinsi Sulbar, para supervisor hasil pelatihan juga diterjunkan di Daerah Istimewa (DIY) Yogyakarta yang menjalankan DDP untuk kali perdana.
Sementara, di Kabupaten Bekasi, dilakukan DDP di kecamatan lain di luar Kecamatan Muaragembong yang sebelumnya telah terlibat pendataan.
*Dr. Sofyan Sjaf : DDP Bukan Anti-Tesis*
Wakil Ketua LPPM – IPB University sekaligus founder DDP, Dr. Sofyan Sjaf berkesempatan hadir langsung memberikan arahan. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa DDP bukan anti-tesis terhadap metodologi pendataan penduduk yang berlaku saat ini.
“Data Desa Presisi bukan sebagai antitesis, tapi penyempurna atau pelengkap dari metodologi sebelumnya,” tegasnya dalam paparan tentang Filosofi DDP.
Pernyataan tersebut, sambung dia, memiliki basis pertimbangan dan penelaahan yang jelas. Diantaranya, pada tahun 2017, ditemukan fakta bahwa 30% hasil pendataan yang dilakukan Pemerintah tidak sesuai dengan konteks yang sebetulnya terjadi di desa.
“Maka, DDP meluruskan bias yang terjadi berdasarkan kajian dan koreksi yang kami lakukan terhadap data yang dikeluarkan Kementerian Sosial dan Badan Pusat Statistik (BPS),” demikian tukasnya. (Ris)