JAKARTA – Model kampanye unik untuk memperkuat branding pasangan calon kepala daerah memang harus dikedepankan. Terlebih penggarapannya menyentuh pada bidang atau program yang diusung kandidat pada Pilkada.
Cara ini, menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Azis Syamsuddin dapat merangsang kalangan milenial atau anak muda lebih memahami apa tujuan dan langkah para calon.
“Apalagi jika sajiannya lebih bervariatif. Cara yang gampang ya melibatkan kalangan milenial itu sendiri. Ini penting untuk ditonjolkan guna penguatan positioning paslon,” terang Azis Syamsuddin, Senin (30/11/2020).
Ditambahkannya, menonjolkan gaya kampanye humanis-relegius dan persuasif, akan lebih mudah diterima. Dari pada gaya kampanye yang hanya mengedepankan satu arah.
“Saya melihat cara ini dilakukan oleh beberapa paslon. Seperti yang dilakukan Calon Walikota Medan Bobby Nasution,” ungkap Azis Syamsuddin yang juga Wakil Ketua DPR RI ini.
Kombinasi gaya kampanye yang unik mengabungkan antara high context campaign atau banyak menggunakan metafora pesan-pesan yang implisit dan low context campaign akan cepat sampai dari mata dan ingatan hingga hati konstituen.
“Pesan yang disampaikan to the point tidak berputar-putar. Sindiran-sindiriannya pun mengena. Tapi tidak membuat gaduh. Ini smart,” ulas Azis Syamsuddin.
Gaya kampanye ini bisa jadi melihat representasi pemilih di daerah lainnya yang mayoritas nasionalis relegius. Kombinasi ini menarik dan menjadi suatu yang layak dicermati.
“Apalagi perkembangan pemilih milenial dan pemilih rasional juga berkembang signifikan, maka gaya kampanye seperti ini akan memberi nuansa baru,” urai pria jebolan Universitas Western Sydney itu.
Azis Syamsudiin juga berharap, paslon yang Partai Golkar mencoba hal-hal tersebut. Apalagi pemilih milenial merupakan pemilih terbesar 37.7 % pada pemilu 2019 (data BPS).
“Artinya pada Pilkada 2020 ada pertambahan jumlah pemilih yang sangat signifikan dari kalangan milenial. Nah cara menawarkan program tidak lagi monoton. Melalui konten-konten yang menarik dan lebih bervariasi bisa memikat hati pemilih,” imbuh Azis Syamsuddin.
Kini, sambung wakil rakyat dari Dapil II Lampung itu, suara milenial tidak bisa lagi dikesampingan. “Dengarkan aspirasinya, libatkan dan gunakan kemampuannya. Karena merekalah generasi bangsa, yang harus melek politik dan pentingnya membangun dengan hati,” pungkas Azis Syamsuddin. *(ful/scio)*