Siarnitas.id Rencana Pemerintah Kabupaten Bogor yang mengupayakan gerakan Bogor gelap ‘Hemat Energi 2021’ tampaknya agak mengalami kendala dan penolakan itu terutama berasal dari kalangan masyarakat dan pengusaha yang bergerak di bidang jasa, seperti pedagang pecel ayam, perhotelan dan restauran. Menurut mereka rencana penghematan listrik secara serempak mengganggu operasional mereka dalam pelayanan terhadap tamu.
Taopik Jayadi pemuda asal Bogor Barat, menilai para pengusaha pada dasarnya mendukung penuh upaya penghematan energi yang diserukan oleh Bupati Bogor Ade Yasin.
Hanya saja, pengusaha agak keberatan jika harus mematikan lampu serempak di masing-masing tempat usaha mereka, kendati hanya satu jam pun dalam sebulan.
“Imbauan Bupati tentu harus kita dukung, apalagi untuk cadangan energi, hanya kalau sampai mati listrik keseluruhan itu yang harus dipertimbangkan,” kata Taopik melalui telphone aplikasi whatsapp, Sabtu (27/03/21).
Menurutnya, hal itu akan memberi dampak bagi pelayanan mereka terhadap para tamu.
“Bisa saja, itu akan berpengaruh terhadap kehadiran tamu yang akan berkunjung,” ucapnya.
Taopik Jayadi juga mengusulkan, agar penghematan energi bisa dilakukan dengan alternatif lain, misalnya menggunakan alat listrik atau lampu hemat energi yakni lampu LED. Menurutnya, jika itu disosialisasikan kepada para pengusaha komersial, ia meyakini akan diterima oleh semua pengusaha.
“Itu cara yang sederhana, tapi juga berdampak terhadap penghematan energi yang besar juga, saya kira itu lebih baik,” ujarnya.
Melalui gerakan yang diharapkan, dapat menurunkan jumlah beban konsumsi listrik di wilayah Kabupaten Bogor, itu juga sekaligus juga mensosialisasikan gerakan bersama publik Kabupaten Bogor untuk mematikan lampu satu jam secara serentak dari pukul 20.30-21.30 WIB.
“Saya meminta kepada Bupati Bogor, agar di tinjau kembali kegiatan Bogor gelap yang sudah beredar di medsos,” pungkasnya. (Jay/red)