BOGOR – , Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo dotargetkan selesai pada 2020 mendatang. Keberadaannya diyakini akan jadi solusi polemik sampah yang setiap harinya membuang lebih dari 2.000 ton sampah.
Camat Klapanunggal, Ade Yana Mulyana yakin, nantinya TPPAS ini diharapkan bisa tertata rapi. Meskipun, diakui Ade, memang lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga bahkan dalam radius lebih dari satu kilometer.
“Bagaimanapun juga diharapkan bisa tertata mungkin kalau bisa lebih bagus dari (TPST)Bantar Gebang,” kata Ade, Kamis (20/6).
Ade menjelaskan, nantinya TPPAS ini ditargetkan akan menyerap tenaga kerja dari warga sekitar. Meski begitu, terkait perihal itu sampai saat ini belum sampai ke pembahasan.
“Kami akan sampaikan itu, nanti juga kepala desa nanti akan sampaikan, (penyerapan tenaga kerja) berapa persen gak tahu, nanti mereka (pihak TPPAS Lulut Nambo) ) yang ngomong, jadi gimana baiknya dan tidak memberatkan juga,” ungkapnya.
Sementara itu, Technical Manager TPPAS Lulut Nambo, Taufik Muhammad, mengatakan bahwa saat ini proses pembangunan masih berlangsung seperti proses cut and fill. “Bisa beroperasi tergetnya Juli 2020,” kata Taufik.
Dia menjelaskan bahwa proses pengerjaan pembangunan TPPAS regional ini diperkirakan baru selesai 30-40 persen.
Meski pengerjaan masih dibawah 50 persen, pembangunan tempat pengolahan sampah ini menurutnya tidak memiliki kendala apapun dan berjalan lancar.
“Karena kan baru mulai cut and fill, nanti ada bangunan, mesin di sana, nanti banyak. (Kendala) Kalau menurut saya sih gak ada ya, saya udah berapa hari di sini, saya lihat kontraktor berjalan biasa,” katanya.
Seperti diketahui, TPPAS Lulut Nambo ini terletak di dua desa yakni Desa Lulut dan Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Tempat pengelolaan sampah seluas sekitar 51 hektare ini rencananya akan menerima sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Tangerang dan Depok.