siarnitas.id – Sebanyak 110 penari dari Sanggar Kencana Wungu mengikuti evaluasi kenaikan tingkat yang digelar di Bintaro Plaza, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (6/9/2025).
Kegiatan ini mendapat perhatian publik karena turut disaksikan Ketua Fraksi PKS DPRD Tangsel, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tangsel, perwakilan Komunitas Seniman Tari Tangsel (KSTT), serta Dinas Pariwisata Tangsel.
Owner Sanggar Kencana Wungu, Shanti Handayani, menjelaskan evaluasi tahunan ini terbagi dalam empat kategori, yakni kelas 1–3 SD, kelas 4–6 SD, SMP, dan SMA.
“Insya Allah nanti kita ambil tiga terbaik dari masing-masing kategori. Hasilnya akan kami kurasikan ke Pusprenas agar anak-anak bisa memiliki jalur prestasi, baik untuk masuk SMP maupun perguruan tinggi,” ujar Shanti.
Ia menambahkan, evaluasi ini menjadi momentum bagi anak-anak untuk menumbuhkan semangat dan rasa bangga dalam menekuni seni tari.
“Hari ini istimewa karena kegiatan dilihat langsung oleh Anggota DPRD Tangsel. Semoga anak-anak lebih semangat lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Sugeng, Kasi Dikbud Tangsel, mengungkapkan pihaknya sedang melakukan pendataan ulang sanggar seni di Tangerang Selatan.
“Selama ini data resmi hanya mencatat sekitar 51 sanggar. Namun di lapangan, ternyata ada yang sudah tidak aktif dan masih banyak yang belum terdata. Karena itu kami tugaskan tim di tiap kecamatan untuk mendata ulang, agar memiliki data yang valid,” jelasnya.
Sugeng juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyusun Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang Perlindungan Kesenian Daerah.
“Payung hukum ini penting agar kegiatan seni budaya di Tangsel bisa terlindungi dan berkelanjutan. Selain itu, seni tari juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan anak-anak pada gadget,” tambahnya.
Ketua Fraksi PKS DPRD Tangsel, Dadang Darmawan, juga memberikan apresiasi positif.
Menurutnya, seni tari lokal memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda.
“Di tengah maraknya budaya luar yang sering tidak sesuai dengan nilai bangsa, seni tari menjadi benteng untuk memperkenalkan kearifan lokal. Kita harus bangga dengan budaya sendiri,” ujarnya.
Penilaian evaluasi dilakukan oleh dewan juri, di antaranya Bunga Perdana dari Sanggar Tari Wahana Cipta serta Tri Wahyusri, alumni Fakultas Seni Tari IKIP Jogja.
Para penari dinilai berdasarkan kekompakan, performa, mental, serta kostum, dengan tingkatan dasar, madya, hingga mahir.
Evaluasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan menari para peserta, tetapi juga membuka peluang prestasi akademik melalui jalur seni budaya, sekaligus memperkuat pelestarian kearifan lokal di Kota Tangerang Selatan.