siarnitas.id – Dualisme di tubuh organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) masih berkelanjutan. Hal itu terasa karena adanya kegiatan besar yang berlangsung secara bersamaan di dua kota terpisah, yakni Kongres XXXI HMI di Surabaya dan Pleno III PB HMI di Tapanuli.
Menanggapi polemik itu, Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) HMI Cabang Cianjur, Srinji mengatakan, sengkarut yang terjadi di organisasi mahasiswa tertua di Indonesia ini sangat mengganggu keharmonisan organisasi.
“Kami sangat tidak menghendaki penyelenggaraan Pleno III di Tapanuli ataupun Kongres di Surabaya karena hal tersebut hanya merenggut keharmonisan HMI dalam ranah internal,” ungkap Srinji saat dihubungi via telepon, Kamis (18/3).
Ia juga mengatakan, dua agenda itu, dinilainya tak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan Pedoman perkaderan dan pedoman pokok HMI lainnya. Selain menjadi bahan kritik bagi eksternal namun juga dapat membuat redup kebesaran nama HMI.
“HMI menjadi bahan asupan negatif di eksternal organisasi yang dapat memundurkan marwah HMI,” ujarnya.
Baginya saat ini PB HMI sudah tidak layak dijadikan kiblat sebagai pucuk roda organisasi, duallisme yang terus digaungkan atas ambisi sebuah kedudukan telah melunturkan misi HMI sendiri.
“Saya meminta supaya PB HMI segera menyelesaikan persoalan internal kepemimpinan tersebut sampai normal kembali sebagai satu kesatuan yang utuh,” imbuhnya.
Ia juga menyesalkan, akibat dualisme yang terjadi membuat internal HMI Cabang Cianjur kisruh. Lantaran kepengurusan HMI Cabang Cianjur yang dilantik cacat konstitusi sehingga berakibat mendapat kritik dari tingkat komisariat.
“Hal ini pula yang banyak menjadi kritikan dari Komisariat beserta para Alumni HMI Cabang Cianjur,” sesalnya.
Ia berharap HMI dapat kembali bersatu sesuai dengan kaidah konstitusi tanpa andil kepentingan kekuasaan semata. (Edwin)
Selesaikan dualisme kepemimpinan PB HMI
Yakin Usaha Sampai