siarnitas.id – Pemerintah bakal mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) mitigasi risiko pangan sebesar Rp 600 ribu pada bulan Maret 2024.
Ha itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai sidang Kabinet di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024).
Dirinya mengatakan, BLT ini ditujukan untuk membantu masyarakat membeli kebutuhan pangan yang saat ini tengah mengalami kenaikan harga, seperti beras.
“Kita (Pemerintah) menargetkan BLT, cash, itu bisa dicairkan sehingga membantu masyarakat untuk menghadapi gejolak kenaikan harga. Diharapkan di bulan Maret bisa dicairkan,” kata Airlangga.
Sebelumnya, pemerintah berencana mencairkan BLT sebesar Rp 200 ribu per bulan untuk periode Januari hingga Maret 2024 dan sekaligus pada Februari ini.
Sehingga, untuk pencairan BLT pada bulan Maret ini, penerima manfaat akan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 600 ribu.
Namun, pada bulan Februari ini tidak ada BLT lantaran adanya terkendala penganggaran yang ada di Kementerian Sosial (Kemensos).
Maka dari itu, akhirnya pemerintah untuk memutuskan dalam pengunduran pencairan BLT menjadi bulan Maret 2024 bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan dimana harga pangan mengalami kenaikan.
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bakal menambah jumlah subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun, sebelumnya anggaran tersebut sebesar Rp 26 triliun.
Baca Juga : Dipercaya Kemendagri, Pemkot Tangsel Selenggarakan Indonesia Internasional Culture Festival 2023
Maka, pada tahun 2024 ini, pemerintah bakal memberikan subsidi pupuk sekitar Rp 40 triliun. Selain itu Airlangga sudah mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk memberikan diskon pupuk nonsubsidi sebesar 40 persen untuk para petani.
Dengan begitu modal yang diperlukan para petani dapat menurun, sehingga secara otomatis harga pangan juga bisa ikut mengalami penurunan.
Di saat yang bersamaan pemerintah juga bisa menjaga produksi pangan dalam negeri tetap stabil untuk periode Juli sampai Desember 2024 mendatang.
“Tadi sudah diputuskan subsidi pupuk ditambahkan menjadi Rp 14 triliun, kemudian juga tadi saya usulkan dan bapak presiden menyetujui bahwa nanti pupuk yang non-subsidi pun akan diberikan diskon kira-kira 40 persen. Sehingga kebutuhan pupuk bisa disediakan secara lebih masif,” terang Airlangga.
“Jadi kita selain menjaga harga, kita juga harus menjaga produksi untuk di semester dua (Juli-Desember) nanti,” tandasnya.
Baca berita dan informasi menarik lainnya dari siarnitas.id di Google News